
Penataan lingkungan sehat melalui pengelolaan sampah terpadu yang terletak di Nglinggo, Desa Buran kecamatan Tasikmadu, berhasil memacu usaha mandiri bagi masyarakat setempat. Limbah rumah tangga dari penduduk disulap menjadi pupuk organik melalui penyaluran terpilah sejak dari hulu sampai hilir.

Pemilahan sampah dimulai sejak warga masyarakat membuangnya di tong sampah khusus organik yang tersedia di tiap enam rumah tangga. Kemudian, sampah tersebut diambil petugas penarik sampah menuju fasilitas pengolah sampah terpadu yang belum lama ini dibangun. Di sinilah sampah tersebut dipilah antara sampah organik dan anorganik sebelum diproses lebih lanjut.

“Petugas memilahnya lagi, meski dari tingkat rumah tangga sudah mengawali proses itu. Baru kemudian sampah organik dimasukkan ke alat pencacah supaya menghasilkan ukuran lebih kecil,” kata Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ‘Maju Lancar’ Desa Buran, Sriyatno, Minggu (12/10/2014).
Sriyatno mengatakan model pengolahan sampah terpadu ini dirintis sejak 2011 silam melalui dukungan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan. Dengan sasaran warga di delapan RW dan 57 RT, sampah yang terkumpul tiap tiga hari mencapai 1 ton.

Sampah anorganik hasil penyortiran, kata Sriyatno dipesan pengepul barang rongsokan, misalnya botol kaca, kardus dan koran bekas. Program pemberdayaan masyarakat di Desa Buran ini berhasil membebaskan enam lokasi tempat pembuangan sampah (TPS) sementara menjadi ruang publik yang sehat, dari sebelumnya kumuh dan kotor.
src : krjogja dot com | sapa dot or dot id
Tinggalkan Balasan